Rabu, 16 Maret 2011

Tumpangsari dan Tumpanggilir

TUMPANGSARI dan TUMPANG GILIR€



Latar Belakang
Pendekatan budidaya pertanian monokultur telah menjadikan hasil yang kurang variatif serta tak mampu menyiasati pasar. Bahkan kini telah menghasilkan ketergantungan yang tinggi atas berbagai produk pertanian dari luar yng sebenarnya dapat dikembangkan secara tumpangsari dengan tanaman utama. Sebenarnya tidak perlu lagi kita tergantung terigu impor bilamana kita kembangkan aneka umbi-umbian secara tumpangsari di pekarangan atau kebun kita. Kita juga tak perlu lagi impor kedelai bilamana hutan dan kebun kita ditumpangsari antara tanaman kayu-kayuan dengan aneka jenis koro-koroan. Ketika harga padi rendah, kita masih dapat mengandalkan aneka panenan palawija dan sayuran pada lahan surjan.
Dengan tumpang gilir akan memungkinkan kita untuk mengkombinasikan aneka jenis tanaman dengan umur panen dan masa panen yang berbeda-beda sehingga cukup bagi petani untuk memperoleh pemasukan secara berkala.

Tujuan :
 Petani menyadari bahaya monokultur dan nilai penting pertanian terpadu
 Petani memahami sifat-sifat aneka tanaman yang potensial dikombinasikan
 Petani memahami gambaran aneka model pola tumpangsari-tumpang gilir
 Petani mampu membuat disain pola pertanian terpadu tumpangsari-tumpang gilir yang mungkin mereka lakukan.

Materi :
TUMPANGSARI – TUMPANGGILIR merupakan alternatif teknologi untuk panen berkelanjutan dengan perbaikan lahan sekaligus. Beberapa pertimbangan yang melandasi perlunya teknologi tersebut antara lain :
1. Adanya hukum yang menyatakan bahwa semakin beranekaragam tanaman dalam suatu ekosistem maka semakin stabil pula ekosistem tersebut
2. Memberi kesempatan pada alam untuk menjalankan fungsinya sebagai tempat tinggal hidup aneka ciptaanNya
3. Mencegah terjadinya peledakan hama tertentu
4. Menstabilkan kondisi iklim mikro
5. Sumberdaya alam yang ada bisa termanfaatkan secara optimal (cahaya, udara, makanan dalam tanah, air dll.)
6. Mempermudah terciptanya keseimbangan makanan
7. Mempermudah antisipasi kemerosotan harga jenis produk tanaman tertentu
8. Memelihara jaring-jaring makanan bagi siapapun dan apapun
9. Adanya hukum tanaman jenis berbeda maka kebutuhannyapun berbeda, umur berbeda maka kebutuhannya juga berbeda
Secara praktis maka wujud teknologinya bila disederhanakan adalah sebagai berikut :
1. Gunakan pagar hidup keliling kebun
2. Susunlah aneka jenis tanaman dengan tajuk ban posisi perakaran bertingkat (tanaman bertingkat membantu kestabilan suhu dan kelembaban)
3. Susunlah aneka jenis tanaman secara bervariasi dengan waktu tanam dan panen yang tidak sama
4. Susunlah dalam rumus kombinasi tanaman oyot-oyotan, kekayon/batang, gegodhongan, kekembangan, woh-wohan dan gegedhangan/”gedhang kluthuk”
5. Gunakanlah mulsa alami untuk menjamin kestabilan suhu dan kelembaban tanah serta sebagai cadangan makanan bagi kesuburan tanah dan tanaman
6. Kombinasikan aneka sayuran daun dalam bedhengan yang sama
7. Kombinasi dapat pula berupa variasi bau tanaman, variasi warna, variasi tekstur daun dll.

Untuk memulai pengembangan teknologi tumpangsari tumpang gilir maka perlu ditempuh beberapa langkah sebagai berikut :
1. Buatlah aneka bentuk/skema “proses perkembangan tanaman dan kegiatan bertani” dari waktu-ke waktu untuk aneka jenis tanaman (bisa berdasar pengalaman sendiri, pengalaman petani yang lain, dari buku-buku dll.)
2. Kenali betul masa tanam, cara tanam, proses tumbuh dan berkembangnya, jenis-jenis hama dan penyakitnya, aneka teknik pengendaliannya,masa panen per tanaman dll
3. Susunlah model kombinasi jenis tanaman yang mungkin (akan sangat baik bila ada ujicoba kombinasi jenis tanaman, masa tanam, dan posisi tanaman)
4. Buatlah rencana kerja pengelolaannya (posisi tanaman dan urutan penanaman)
5. Segera cari berbagai alat, bahan dan benih yang diperlukan dan lakukan seterusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar